Isu Tanah Rizab: Orang Asli Serah Memorandum Bantahan Kepada Pejabat Menteri Besar Johor
Bagi semua Orang Asli, tanah bukanlah hanya sekadar harta, tetapi ia juga merupakan sebuah warisan, nyawa, harga diri, keturunan, maruah, serta merupakan keseluruhan kehidupan bagi Orang Asli dan tanpanya semua keturunan Orang Asli tidak akan mampu bertahan sehingga sekarang.
Demikianlah pernyataan yang tegas dinyatakan oleh Dolah Tekoi, Pengerusi Jaringan Perkampungan Orang Asli Johor, yang memimpin lebih dari 200 anggota masyarakat dalam perhimpunan aman dan penyerahan memorandum bantahan terhadap cadangan untuk mengkategorikan tanah rizab Orang Asli sebagai Tanah Kesultanan.
Perhimpunan tersebut diadakan di hadapan bangunan Pejabat Menteri Besar Johor di Kota Iskandar pada hari ini.
Memorandum tersebut diserahkan setelah menunggu sekitar 30 minit kepada Setiausaha Sulit II kepada Menteri Besar Johor, Mohamad Iskandar Omar.
Bimbang Bakal Hilang Tempat Berteduh
Dolah menyatakan kebimbangan masyarakat Orang Asli Johor terhadap pengekategorian mereka di bawah Tanah Kesultanan, yang akan menyebabkan tanah tersebut menjadi hak milik pribadi Sultan Johor, dan pada gilirannya membuat mereka menjadi pemilik yang terpinggirkan.
Menurut Dolah, perkara ini jelas dinyatakan dalam pernyataan bahwa Tanah Kesultanan adalah tanah yang dimiliki oleh keluarga diraja, bukan lagi milik kerajaan.
Orang Asli tidak ingin kehilangan tempat yang menjadi sandaran mereka selama ini.